Heritage Series; Porteegoods dan Refleksi Seni Peninggalan

Fauzan Ghifari
4 min readJan 29, 2021

--

Dalam perjalanan hadirnya Porteegoods sebagai produsen sepatu kulit lokal, membawa banyak pengaruh atas keberlangsungan hidup banyak orang.

Bukan sesuatu yang mudah, bukan pula jadi hal yang tidak mungkin. Semua bisa terlaksana berkat dukungan banyak pihak yang tak henti-hentinya terus mengalir.

Memasuki usia satu dekade, rasanya tidak berlebihan merayakannya dengan sesuatu yang lebih bernilai. Ialah “Heritage Series” yang hadir dalam 5 varian model. Dimulai dari (nama model 1), (nama model 2), (nama model 3), (nama model 4), dan (nama model 5) yang merefleksikan sepatu dengan seni tingkat tinggi dan dibuat oleh tangan pengrajin profesional.

Kata ‘Heritage’ sendiri awalnya memang sering digunakan untuk banyak istilah di dunia pariwisata sebagai bangunan lama, kuno atau peninggalan. Karena KBBI memaknai heritage sebagai warisan atau pusaka. Padahal, artinya benar-benar luas. Kamus Oxford menuliskan ‘Heritage’ sebagai sejarah, tradisi, atau nilai-nilai yang dimiliki hingga dianggapnya sebagai bagian penting dari karakter masing-masing.

Bahkan, dalam buku “Heritage: Management, Interpretation, Identity” karya Peter Howard, memaknai Heritage sebagai sesuatu yang ingin diselamatkan, termasuk budaya material maupun alam. Ia pun menambahkan bahwa sesuatu yang mempunyai latar belakang kehidupan, bisa jadi warisan tersendiri.

Begitu pula Porteegoods, mengadopsi 5 jenis sepatu-sepatu peninggalan dari negara Inggris, Italy sampai Jepang dengan banyak nilai karakter yang terkandung di dalamnya, salah satunya seperti seni warna patina yang nampak pada sepatu.

Dibuat menggunakan genuine leather, Heritage Series atau yang bisa disebut sebagai bespoke shoes ini dirancang khusus oleh tangan master of pattern shoes atau ahli pola sepatu bernama Endang Suryatna. Meski sama-sama memasuki proses made to order, ini jadi hal penting yang membedakan Heritage Shoes dengan tipe-tipe lainnya. Terbilang lebih personal!

Setidaknya, Heritage Series hadir menyelamatkan apa yang patut diselamatkan, memaknai apa yang perlu dimaknai, dan melanjutkan apa yang harus dilanjutkan.

i: Heritage Series dan Proses Perancangan

Sejak awal kemunculannya, Porteegoods memberlakukan dua sistem penjualan yaitu ready stock dan made to order (MTO). Khusus nama terakhir, hadir untuk memenuhi keinginan pasar yang tidak tersedia dalam barang-barang ready stock seperti ukuran, jenis sol atau jenis material kulit yang digunakan. Tentunya MTO bisa mengakomodir sifat custom pada proses pembuatan sepatu. Selain itu, MTO menjadi nilai lebih karena kulit yang digunakan terbilang lebih ‘segar’ ketimbang sepatu ready stock atau siap jual.

Meski proses MTO cukup lama dengan memakan waktu 10 hari kerja, 99% konsumen merasa puas karena sepatu yang diperoleh sesuai keinginan. Lalu bagaimana dengan Heritage Series? Apa yang membedakan dengan tipe-tipe sebelumnya?

Heritage series, meski memasuki proses MTO, dirancang oleh seseorang bernama Endang Suryatna . Ia adalah master of pattern shoes yang sudah malang-melintang di dunia custom sepatu. Sedangkan untuk tipe-tipe sebelumnya, proses MTO dilakukan sebagaimana regulasi pabrik yang dikerjakan oleh tangan pengrajin.

Heritage Series pun unggul dalam segi material. Karena sifatnya lebih personal, bentuk yang dihasilkan pun jauh lebih detail!

ii: Endang Suryatna, Anugerah dan Bakat Alamiah

Lahir di Garut 56 tahun silam, Endang Suryatna atau yang biasa disapa Endang tumbuh dan besar di keluarga pengrajin sepatu.

Faktor keluargalah yang akhirnya membawa dirinya untuk terjun di dunia alas kaki, terutama sang kakak yang sudah membukakan jalan bagi dirinya untuk berkarir di perantauan.

Tahun 1982 bisa jadi momen awal dirinya benar-benar “berlayar” menyusuri manis dan pahitnya dunia. Di saat keadaan Indonesia sedang mencekam oleh banyaknya peristiwa penembakan misterius, Endang mencari jalan aman dengan berlindung dan memulai menyalurkan bakat alaminya dengan menjahit upper (bagian atas sepatu) di sebuah pabrik sepatu rumahan kawasan Bekasi dan Jakarta.

Lima tahun berjalan, nasib baik menghampiri dirinya dengan mendapat tawaran pindah ke kota Bandung. Kesempatan ini tentu ia maksimalkan sebaik mungkin, karena di tempat barunya ini, ia dijanjikan segudang ilmu yang bisa membawanya menjadi pengrajin sepatu profesional di kemudian hari. Di bulan Agustus tahun 1987, akhirnya ia resmi menginjakan kakinya di Fortuna Shoes, produsen sepatu kulit yang dikenal dengan konstruksi khas; Goodyear Welted.

Di sana, bakatnya terus di asah oleh banyak mentor. Sampai pada akhirnya, posisi Master of Pattern atau ahli pola sepatu berhasil ia sandang. Selama tujuh belas tahun, ribuan pasang sepatu macam derby, loafer hingga boots yang ia bentuk berhasil dikirim ke negara-negara penting di Asia dan Eropa. Sebuah pecapaian yang sangat luar biasa bagi perjalanan karir seseorang dengan bakat turun-temurun.

Kini, sudah hampir dua tahun Porteegoods jadi tempatnya menyalurkan banyak karya dan yang terbaru ialah Heritage Series.

______

*Narasi ini dibuat untuk kampanye digital Heritage Series, rilisan terbaru dari Portegoods di bulan Februari, 2021. Sila kunjungi Instagram @porteegoods & @portegoods.heritage untuk sepatu kulit lokal kualitas internasional!

--

--

Fauzan Ghifari
Fauzan Ghifari

Written by Fauzan Ghifari

0 Followers

Man Behind The Gun.

No responses yet